pemerkosan


Hai nama saya Jeffrey. Saya tinggal di Jakarta. Tepatnya di Jakarta Selatan. Sekarang sih saya sudah berumur 18 tahun (lagi sekolah di Yogyakarta). Saya akan menceritakan pengalaman sex seru saya yang tak akan saya lupakan. Ini adalah cerita pada saat saya kelas 1 SMP. Seperti biasa saya pergi ke sekolah di Jakarta Selatan (lupa nama sekolahnya). Pulangnya saya harus les di tempat guru les privat saya di rumah pribadinya.

Saya punya teman les wanita yang kurus dan pakai kacamata yang tebal jadi ia sering dikatai jelek. Mula-mula saya perhatikan dia, dalam hati saya berpikir, 'Jelek amat nih cewek, kok bisa lahir cewek jelek kayak gini yach?' Selain pakai kacamata, dia juga tidak punya tata krama yang cukup baik. Duduknya, bicaranya, dan lain-lain. Di sekolah saya sering mengolok-oloknya.

Dan ada suatu kali di sekolah saya dan teman-teman saya melihat ia pentas drama di atas panggung, karena kurang tata kramanya, CD-nya kelihatan jelas oleh para penonton termasuk kami. Kami hanya tersenyum genit. Ketika saya ejek lagi di tempat les, ia hanya bilang, "Biarin!!". Kebiasaannya yang lain yaitu: suka membaca komik tanpa memperdulikan apapun.

Karena tata kramanya kurang baik, waktu ia baca komik pun ia memamerkan CDnya yang berwarna kuning dan berlogo Winnie The Pooh. Dalam hatiku, 'Wah, seksi sekali!!' Sekaligus pahanya yang mulus dan putih tanpa bercela.

Di tempat les kami ada sebuah ruangan perpustakaan yang penuh dengan komik, juga ada sebuah sofa putih yang empuk dan dipenuhi pendingin ruangan. Tempat yang cocok untuk melakukan sex. Pada waktu itu saya masih bingung tentang apa yang dimaksud dengan sex. Tetapi saya coba-coba untuk melakukan bersama dia.

Di ruangan itu pun juga ada sebuah komputer yang dilengkapi dengan internet. Saya membuka website hardcore di hadapannya.
Lalu saya berkata, "Eh, lihat deh ini ada cewek bugil lagi melakukan sex! Kayaknya enak tuh ya!"
"Ah, saya seumur hidup takkan melakukan sex!" jawabnya. Lalu saya pun terdiam. Beberapa hari telah lewat. Akhirnya saya coba-coba banyak cara.

Suatu hari, ia sedang membaca komik dengan asyiknya tanpa mempedulikan apapun. Lalu saya duduk di atasnya (ia duduk di atas sofa dan saya duduk di tempat menaruh pundak tepat di belakang kepalanya). Lalu diam-diam saya membuka CD saya. Penis saya sudah memberontak keluar. Lalu rambutnya pelan-pelan saya gulungkan menyelimuti penis saya. Dan saya merasa sangat geli dan enak. Langsung saya taruh penis saya di telinganya dengan enaknya. Penuh dengan rasa geli dan seperti biasa ia hanya terdiam saja sambil tersenyum-senyum.

Beberapa hari kemudian saya datang ke rumahnya untuk melakukan tugas kelompok. Anggota tugas kelompok ini hanya kami berdua. Ketika itu saya sedang kebelet dan ingin ke WC tapi ia sedang mandi di dalam. Ketika penis saya yang sudah berdiri ingin buang air kecil ini mendengar suaranya mandi langsung keluarlah air mani saya untuk pertama kalinya karena terlalu geli.

Akhirnya ia keluar juga dari WC. Dan saya segera masuk ke WC itu karena sudah kebelet. Lalu saya melepaskan air seni saya yang sudah tertahan-tahan. Dan saya pun lega sekali setelah melepasnya. Saya melihat-lihat WC itu dan mengamatinya. Dalam WC itu ada CDnya dan saya cium-cium CD itu dan menjilatnya. Saya merasakan bau vagina segar dan rasa manis di CD itu. Dan juga handuknya yang tertinggal di sana. Saya mencium handuk itu sampai puas karena bau badannya. Di sana saya juga menemukan mini-set(BH) ukuran kecil karena dadanya nyaris rata. Setelah itu pun kami melakukan tugas sampai tuntas.

Dan ia pun tertidur karena lelah. Diam-diam aku memasuki kamarnya tanpa suara. Terlihat kamar yang cukup luas. Dengan ranjang ukuran QUEEN Size (160) dan pendingin ruangan yang dingin. Dengan segera aku segera membuka lemari bajunya dan mencari CD dan BHnya. Dengan segera aku menemukannya karena saking nafsunya. BH dan CDnya itu cium-cium dengan mulut dan hidung. Melihatnya yang tertidur pulas aku sampai tercengang karena pahanya yang seksi. Karena ranjangnya luas aku segera ikut tidur bersamanya. Ia tidur tanpa guling. Dan saat itu aku tidur di sampingnya. Aku merangsang berkali-kali karena seolah-olah aku sudah beristri. Karena tak ada guling ia segera memelukku tanpa sengaja. Aku dikiranya guling dan dipeluk lalu ia menempelkan mulutnya di pipiku. Saya seperti berada di dalam mimpi. Dan beberapa saat ia melepaskan pelukannya terhadapku.

Lalu aku pun bangkit berdiri dari tempat tidurnya dan berdiri di atas lantai. Aku melihat kakinya mengangkang dan membuka celah untuk melihat perangkatnya. Tanpa segan-segan aku mendekatkan kepalaku ke dalam lubang itu. Kepalaku pun semakin mendekat ke CDnya. Dan tanpa sengaja mulutku menyentuh CDnya. Tepatnya di depan vagina. Aku merasakan CDnya yang basah. Tanpa segan-segan aku segera menjilatnya berulang kali karena begitu enak cairannya. Ia sama sekali tidak merasakannya karena tertidur pulas. Saya berpikir, 'Kalau membaca komik saja ia tidak terasa, apalagi kalau ia sedang tidur.'

Kebetulan sekali pada waktu itu ia memakai longdress yang longgar jadi aku bisa langsung melihat BHnya yang seksi membentuk susunan dua gunung. Aku langsung merangsang kuat. Beberapa lama kemudian ia pun bangun dan aku dengan cepat keluar dari kamarnya. Karena jemputan sudah menungguku di luar.

Esok harinya di sekolah, aku melihat tatapan mukanya yang cukup gemilang. Mungkin ia merangsang pada waktu ia tertidur dan memimpikan hal itu lagi di sekolah. Dalam hatiku, 'Gadis yang seksi dan cantik.' Beda sekali dengan pikiranku waktu dulu. Memang semua bagian tubuh wanita dapat menggoda lelaki.

Sorenya, seperti biasa kami les bersama lagi di tempat les privatku. Dan setelah les selesai kami langsung ke ruang perpustakaan yang biasanya. Di situ ketika ia membaca komik. Aku menggeledah tasnya. Ternyata di dalamnya terdapat buku-buku, alat tulis, minuman, dan lain-lain. Aku dengan cepat segera mengambil minumannya dan membuka tutupnya.

Aku mencium minuman itu dan merasakan bau mulutnya yang segar. Tanpa berpikir panjang lagi, langsung kumasukkan penisku ke dalam minuman itu dan air maniku keluar untuk kedua kalinya di dalam minuman juice itu karena dingin sekali. Karena minumannya juice ia tak dapat melihatnya. Tanpa disadari, akhirnya ia meminum juice itu juga. Seolah-olah tidak ada apa-apa dalam minuman itu.

Untuk kedua kalinya ada tugas kelompok untuk ke rumahnya. Di rumah ada sebuah piano besar. Ia sangat mahir bermain piano. Aku sampai kagum melihat alunan musiknya. Dengan cepat kami menyelesaikan tugas kami. Ia pun bermain piano lagi dengan alunan seperti biasanya yaitu alunan yang merdu. Dalam kesempatan itu aku duduk di belakangnya dan tanpa tersadari penisku tertempel di bokongnya. "Ahh!! Enak sekali rasanya."

Esoknya adalah hari Sabtu. Pada hari itu ia bermain ke rumahku. Seperti biasanya, omongan anak kelas 1 SMP sudah terarah ke suka-menyukai. Aku bertanya, "Kamu suka siapa sih?"
"Ada deh." jawabnya.
"Siapa?!?!" ujarku keras sekali.
"Rahasia!"

Lalu aku pun diam karena dia sangat keras tidak mau memberitahukannya. Dan karena aku merasa malu telah meneriaki wanita, aku segera menggantik topik pembicaraan. Lalu kami sama-sama menonton acara TV. Lalu tanpa sengaja aku memegang pundaknya seperti pacaran.

Lalu ia berkata, "Ihh!!Genit kamu!"
"Eh, sori! Enggak ada maksud apa-apa kok!"
"Ya sudah enggak apa-apa! Tapi awas ya sekali lagi!"
"Ok!"

Aku segera duduk ke belakangnya dan menempelkan penisku di bokongnya yang sangat berbentuk dan seksi. Lalu rambut kumain-mainkan dengan mulut. Dan telinganya tak sengaja tergigit oleh mulutku yang nakal.

"Auw! Sakit! Kasar kamu!"
"Sori sori!"
"Sudah dua kali nih kamu genit!"
"Enggak bakal sekali lagi deh!"
"Benar ya? Awas kamu!"
"Benar! Serius deh!"

Sesudah itu pada waktu liburan sesudah EHB. Saya menembaknya dan ia pun menerimanya. Kami berpacaran diam-diam di tempat les. Walaupun sudah pacaran, kami tetap les di satu tempat. Saya selalu menggodanya dengan cara memuji, memuji, dan memanjakannya. Tetapi tetap saja ia tidak mau melakukan sex. Saya hanya bisa menikmati payudaranya dengan cara memencetnya. Saya terus berpikir bagaimana caranya. Akhirnya saya menemukan cara (cara gelap dan curang). Yaitu dengan obat tidur!

Liburan sudah berlalu. Karena ia sedang pergi ke luar kota, saya tak bisa melakukan rencana yang telah saya pikirkan. Akhirnya tiba juga saat belajar cawu 3. Ia pun telah pulang ke Jakarta. Saya langsung menyiapkan obat tidur. Suatu hari saya membawa orange juice segar ke tempat les kami.

Kebetulan pada hari itu kami ada pelajaran olahraga yang sangat meletihkan. Lalu saya diam-diam memasukkan obat tidur bubuk ke dalam orange juice itu. Dan saya menawarkan orange juice itu kepadanya.

"Minum deh orange juice ini! Enak lho!"
"Iya deh say, aku minum. Lagi haus juga nih aku!"

Ia pun meminum orange juice itu dan perlahan-lahan tertidur. Tak lama kemudian ia pun tertidur di ruangan perpustakaan yang tidak ada orang dan juga terkunci. Lalu penisku sudah melonjak-lonjak ingin memberontak. Lalu perlahan-lahan kubuka bajunya (longdress), dan kutelanjangi semuanya. Lalu aku melihat tubuhnya telanjang bulat. Mataku seolah-olah tak bisa tertutup.

Lalu mulai kuhisap-hisap payudaranya sampai aku puas. Dan kujilat-jilat vaginanya yang belum berbulu. Saya pun sampai orgasme. Dan saya mencapai acara puncak dengan memasukkan penis saya ke dalam mulutnya. Saya sampai berteriak-teriak, "Ahh!!"

Dan mulai saya masukkan penis saya ke dalam vaginanya. "Uhh OHhh!!"

Enak sekali rasanya. Dan saya memasukkan lidah saya ke dalam vaginanya dan terasa darah-darah kental asin. Lalu beberapa saat setelah saya nikmati tubuhnya, ia pun terbangun seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dan setelah hari itu saya menjadi pacarnya sampai sekarang dan sering melakukan sex secara diam-diam.

Ia mau melakukan sex dengan saya bukan secara unsur paksaan. Tetapi ia mau sejak saya memerkosanya pada waktu SMP. Lalu ia merasakan geli yang luar biasa. Dan ia langsung ketagihan sampai sekarang.Tamat






Hai, ketemu lagi dengan saya. Kalian masih ingat dengan saya? Ya, saya kembali dengan account baru setelah saya mengalami permasalahan dengan account saya yang lama. Sebelumnya, saya pernah mengirimkan cerita "Penyusup di Pesta" dan "Pembalasan Anggota Dark Falcon".

Kali ini, saya akan menceritakan bagaimana saya pernah bertemu dengan Gloria (lihat Penyusup di Pesta). Kejadiannya ini sudah agak lama, kira-kira 3 tahun yang lalu, ketika saya duduk di bangku SMP.

Pada suatu hari, saya bersama teman-teman saya banyak sedang mengadakan kegiatan pramuka di sekolah. Kejadiannya sangatlah lama, dan di ruangan terbuka yang dapat dikatakan udara cukup panas. Saat itu, tepat pukul 13:00. Pada waktu itu, kami melakukan beberapa kegiatan rutin yang biasa kami jalani setiap harinya.

Pada pukul 15:00, acara Pramuka dibubarkan. Kamipun segera bergegas meninggalkan tempat tersebut. Aku setelah dari tempat itu, berniat pergi ke sebuah Multiplayer. Saat saya setiba di Sekolah, saya melihat seorang anak yang sedang mengintip ke dalam sebuah ruangan di dalam sekolah. Karena saya sedikit ada rasa curiga, maka saya memutuskan untuk mendekatinya. Ketika saya mendekatinya, perasaan saya merasa sedikit tidak enak. Karena itu, saya tidak jadi mendekatinya.

Tak lama kemudian, datanglah teman saya bernama Jetprak, anak yang selalu bermain bersama saya dan "sedikit rusak". Saat itu, ia mengatakan, bahwa ada orang yang menitipkan barangnya di Lapangan Olahraga di Lantai 5. Karena ada rasa sedikit curiga, maka saya pergi ke sana untuk memastikan ada apa di sana.

Setelah saya tiba di sana, saya melihat ada sebuah kantongan di dekat sebuah panggung pergelaran. Sebelum saya beranjak untuk melihatn6ya, saya pastikan dulu, bahwa tidak ada jebakan. Setelah saya cek, ternyata tidak ada sama sekali jebakan. Lalu, sayapun segera melihat apa isi dari Barang tersebut.

Setelah saya pegang benda tersebut, saya buka kantongnya satu persatu. Ternyata, pembungkus benda tersebut sangatlah banyak, sehingga saya pusing untuk membukanya satu persatu. Sampai pada akhirnya, Kantonga itu habis terbuka pada bungkusan yang kelima puluh. Setelah saya lihat, ternyata isinya adalah berbagai macam foto-foto yang dapat dikatakan "rusak" dan berbagai macam alat KB dan Seks. Tetapi saya sempat bertanya keheranan "siapa dan untuk apa ini?". Karena merasa tidak sopan, maka kukembalikan lagi kepada tempatnya. Setelah sekian lama, saya hanya menunggu sang waktu berlalu. Kebetulan pada saat itu tidak ada orang, maka saya bisa bersantai sejenak di sana.

Setelah sekian lama, saya ingat, bahwa saya akan bertanding lomba Catur antar 1 Sekolah. Saat itu, saya telah mencapai Final, dan lawan saya yang berikutnya, adalah Fahris (Sekarang ia anggota Dark Falcon). Karena tidak ada orang, maka saya berlatih sendiri di tempat itu.

Sesudah saya berlatih selama 1 jam, saya merasa kelelahan. Maka, saya putuskan untuk beristirahat dengan melakukan Break Dance. Beberapa waktu yang lalu, saya diajarkan oleh salah seorang teman saya untuk berlatih Break Dance, seperti Salto, Rolling, Hip Hop, dan lain sebagainya. Akan tetapi, saya tertarik akan salah satu gerakan yang sangat sukar, yaitu Tornado Roll (Rolling di Udara).

Karena saat itu tidak ada orang, saya iseng untuk mencobanya dengan naik di atas tiang penyangga. Saat itu, saya menaikinya dengan memanjatnya. Saat saya akan melakukannya, tiba-tiba ada 2 orang yang masuk ke ruangan itu. Tidak disangka, itu adalah Fahris, lawan Finalku nanti, dan yang satu lagi, adalah anak yang terdapat di Foto-foto yang kulihat tadi, karena namanya cukup panjang, sebut saja NT.

Karena tempat itu cukup luas, saya mencoba untuk mendengarkan suara mereka dengan mendengarkan gemanya. Kulihat Fahris mulai membuka kantongan tersebut, dan:
"Lihat, sekarang kamu percaya kan? Aku ini tidak pernah berbohong, jangan macam-macam kamu!" kata Fahris.
"Ih.. kamu kok jahat! Awas, nanti aku adukan ke guru lho!" sambung NT.
"Mangkanya, lebih baik kamu harus tunduk kepadaku, atau.." pembicaraan terpotong.
"Atau apa hah?" teriak NT agak keras.
"Atau aku Renggut Keperawananmu!" Teriakan Fahris menggelegar.
"Jangan macam-macam kamu, cepat serahkan!" NT meneruskan.

Belum sempat NT bergerak, Fahris sudah menerjang NT dan langsung menelanjangi NT dengan kasarnya.
"Ah.. Jangan Far.. Jangan!!" Teriakan NT keras sambil menangis tersedu-sedu.
"Segera kuambil keperawananmu!!" Lanjut Fahris.
Fahrispun memulai aksinya dengan sangat gesit, ia melakukan ML pemanasan dengan rasa sangat Hot. Tetapi, aku berusaha untuk tetap berada di langit-langit meskipun aku hanya bertumpu dengan Tiang datar dengan lebar 30 cm.

Setelah ia melakukan pemanasan, iapun akhirnya siap untuk memulai aksi tergilanya.
"Ah.. jangan far.. jangan ambil keperawananku.. tolonglah.." pelas NT.
Tetapi, Fahris tidak mempedulikan perkataannya, dan akhirnya, iapun melakukan seks dengan NT.
"Earrgghh.." Teriak NT begitu batang kemaluan Fahris memasuki liang senggama nya.
Setelah itu, Fahripun mulai melakukan penggesekan terus menerus sampai ia berhenti setelah menit kesepuluh.
"Bagaimana, enak kan, mangkanya, jangan coba-coba!" kata Fahris puas.

Setelah itu, Fahrispun mulai kembali melancarkan aksinya untuk kembali melakukan persetubuhan.
Selama mereka melakukan persetubuhan, NT terus mengerang-erang kesakitan
"Eng.. eugh.. ough.. aekh.. eakh.. eikh.. oekh.." Desahan NT turut membuatku terangsang. Tetapi, karena pada saat itu, aku belum pernah bermasturbasi, maka aku diam saja dan terus menyaksikan.

Setelah sekian lama, akhirnya mereka berhenti dan tertidur lemas. Sepertinya, mereka telah Orgasme bersama, dan kulihat NT berdarah. Mungkin ia telah kehilangan keperawanannya. Karena kesempatan tidak ada orang, maka sayapun segera mengambil kamera, dan menfoto beberapa foto yang membuktikan Fahris bersalah. Setelah itu, sayapun berniat kabur melalui Jendela Ventilasi di dekatku.

Ketika hendak keluar, aku mendengar ada suara gebrakan. Setelah kulihat ada sumber suara tersebut, tenyata itu adalah Gloria yang masuk lewat Pintu dan terjatuh dan kakinya mengenai Lantai dan sepertinya ia Lumpuh sementara (Paralyze). Seketika itu pula, bangunlah Fahris dalam keadaan segar bugar seperti tidak sehabis bercinta. Iapun mendekati Gloria.
"Hai, cewek, kamu sudah melihat perbuatan kami ya?" kata Fahris.
"Lihat apa? Aku baru saja masuk ke ruangan ini." jelas Gloria.
"Jangan bercanda, lagipula kamu kan juga mengintip aku saat bercinta dengan SOS tadi kan di kelas" lanjut Fahris.
"Kamu jangan macam-macam. Aku tak tahu!" sangkal Gloria.
"Sudah, lebih baik kamu bercinta juga saja denganku!" Perintah Fahris.
"Jangan.. jangan sentuh aku.. jangan.." Teriak Gloria.

Karena aku tidak tega melihat Gloria yang begitu Cantik dan Seksi yang masih perawan, akupun berbuat nekat. Entah apa yang merasuki pikiranku, aku langsung saja melompat menuju ke Fahris dan melakukan Tornado Roll. Dan akhirnya, berhasil, sayapun berhasil menghajarnya dan membuatnya pingsan. Akan tetapi, akupun langsung lumpuh total seketika. Tetapi, saya belum menyerah. Sayapun memberikan Kamera yang saya gunakan untuk menfoto Fahris dan NT tadi. Dan akhirnya, akupun pingsan.

Keesokan harinya, aku terbangun di atas tempat tidur. Aku melihat sekelilingku, dan ternyata, aku berada di rumah sakit. Akupun segera berbaring kembali, tetapi tidak tidur. Karena keluargaku jauh dariku, maka tidak ada sama sekali yang datang menjengukku. Saya sangat merasa sedih saat itu. Tidak lama kemudian, Gloria datang dan menghampiriku. Ia berjalan seperti orang normal. Aku pikir Paralyzenya sudah sembuh.
"Ali, apakah lukamu masih sakit?" tanyanya.
"Tidak juga sih, tapi sudah mendingan." sahutku.
"Eh, terima kasih ya, kamu sudah menolongku pada saat itu." ucapnya
"Ah, tidak apa-apa. Aku memang sudah biasa melakukannya." jawabku seenaknya.
"Lantas mengapa NT pada saat itu tidak kamu tolong?" tanyanya.
Waduh, mati aku. Aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku membedakan sesama manusia (dalam arti Gloria dan NT). Lalu akupun menemukan jawaban sempurna.
"Oh, pada saat itukan Fahris masih dalam keadaan Fit, jadi aku tidak mungkin dapat menghadapinya secara fisik."
"Kalau mental?" tanyanya lagi.
"Itu mungkin saja dapat kuatasi. Oh ya, bagaimana dengan kejuaraan catur hari ini? Aku kan tidak dapat ikut?" tanyaku.
Gloriapun mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ternyata, ia mengeluarkan kameraku dan kertas yang menyatakan bahwa aku langsung memenangkan pertandingan karena Fahris melakukan perbuatan yang tidak terhormat. Akupun merasa lega, dan akhirnya akupun bertanya lagi.
"Bagaimana pendapatmu?" tanyaku.
"Yah.. hebat.. boleh juga.." katanya.
Entah apa yang menghantui pikiranku, akupun menyatakan cinta padanya, tetapi ia menjawab
"Waduh, jangan dulu ya, aku masih belum mau pacaran, lain kali saja ya. Sementara ini, ayo kita berteman dan melakukan petualangan bersama di Sekolah."
"Jadi, kamu juga suka menyusup ya?" tanyaku.
"Iya, sejak kecil, aku suka sekali berpetualang, jadi, kamu kan juga sama, mari kita satukan hobi kita bersama." jelasnya.
"Sebagai Team Partners kan?" tanyaku kembali.
"Tentu, kita pasti akan menjadi Tag yang sempurna" Jelasnya.

Setelah hari itu, aku menjadi sahabat dengan Gloria, dan akhirnya, kamipun bertualang bersama-sama. Begitulah ceritanya bagaimana saya bisa berpetualang bersama Gloria hingga sampai saat ini.Tamat










Riska adalah seorang gadis pelajar kelas 3 di sebuah SMU negeri terkemuka di kota YK. Gadis yang berusia 17 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayan cantik.

Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.

Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.

Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Riska. Parno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.

Sosok pribadi Riska memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Parno yang sering mengantarkan Riska dari jalan besar menuju ke kediaman Riska yang masuk ke dalam gang.

Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

"Lho koq lewat sini Pak?", tanya Riska.
"Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup", bujuk Parno sambil terus mengayuh becaknya.

Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.

"Lho kenapa masuk sini Pak?", tanya Riska.
"Hujan..", jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.

"Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..", ujar Parno sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Riska yang masih duduk di dalam becak.

Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno tadi.

"A.. Apa maksudnya Pak?", tanya Riska sambil terbengong-bengong.
"Non cantik, kamu mau ini?" Parno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.

Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.

"J.. Jaangan Pak.. Jangann.." pinta Riska dengan wajah yang memucat.

Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.

"Ampunn Pak.. Jangan Pak..", Riska mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya.

Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan kuatnya memegang kedua paha Riska.

"Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..", Riska meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Parno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska.

Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska. Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

"Iihh..", pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.

Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan 'pembuka' ini. Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.

"Cep.. Cep.. Cep..", terdengar suara dari bagian selangkangan Riska. Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno.

Puas dengan adegan 'pembuka' ini, Parno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.

"Eemmgghh.. Mmpphh..", Riska mendesah-desah di saat Parno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
"Oohh.. Eenngghh..", Riska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno.

Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah di hadapan Parno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya.

"Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu", bentak Parno sambil menjambak rambut Riska.

Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Parno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Riska.

"Hmmphh..", Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan Parno yang menyumpalnya.
"Akhh.." sebaliknya Parno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska.

Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno. Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska. Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk.

Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Parno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..

"Aakkhh..", Parno melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Riska berusaha melepaskan batang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska. Sebagian besar sperma Parno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Riska.

"Ahh", sambil mendesah lega, Parno mencabut batang kemaluannya dari mulut Riska.

Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang nampak basah oleh cairan yang sama. Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno seperti itu.

"Sudah Pak.. Sudahh.." Riska menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk 'bernego' dengan Parno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska.

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.

Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis terisak-isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Parno.

Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska. Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.

Parno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Riska. Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Riska.

"Aakkhh..", Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.

Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Riska dengan kasar dan bersemangat.

"Aaiihh..", Riska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Parno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Riska.
"Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh.." Parno mendesis nikmat.

Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar.

"Oohh.. Oogghh.. Oohh..", Riska mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar. Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Riska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.

Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi.

"Aahh.." Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno.

Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno. Parno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.

Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.Tamat








Tidak ada komentar: